Kredit merupakan salah satu opsi pembayaran yang sering digunakan saat jual beli. Penjualan kredit adalah pembelian yang dilakukan oleh pelanggan yang pembayarannya tertunda. Penggunaan penjualan kredit merupakan alat kompetitif utama di beberapa industri. Jangka waktu pembayaran yang lebih lama, dapat digunakan untuk menarik pelanggan tambahan. Sementara itu, kelemahan dari penjualan ini yaitu risiko kerugian piutang yang tak tertagih dan penjual harus banyak berinvestasi.
Alur Penjualan Kredit
Sebelum menggunakan sistem penjualan kredit, maka bisnis Anda harus memiliki alur yang jelas. Selain itu, harus ada juga surat perjanjian atau bukti transaksi yang mengikat sejak awal agar kedua belah pihak menjaga komitmennya. Pembeli menjaga komitmennya untuk melunasi pembayaran. Di sisi lain, penjual berkomitmen untuk menyelesaikan layanannya dan tidak menambahkan biaya tambahan yang tidak sesuai kesepakatan. Berikut ini alur penjualan kredit:
- Calon pembeli memutuskan untuk membeli dan membuat pesanan.
- Setelah pesanan masuk, negosiasi masih bisa terjadi antara penjual dan pembeli. Misalnya, negosiasi harga, cara pembayaran, tenggat waktu, diskon, dan lainnya.
- Jika kesepakatan terjadi, penjual menerima pengajuan kredit dari pembeli. Pada bisnis jasa, biasanya ada surat perjanjian atau kontrak kerja sama yang mengikat. Sedangkan pada bisnis jual beli produk, biasanya penjual bisa bekerja sama dengan bank. Pihak ini biasanya memeriksa aplikasi pengajuan kredit pembeli, kemudian melakukan survei untuk memastikan kelayakan pembeli dalam membayar utang.
- Apabila pengajuan disetujui, proses selanjutnya adalah penjualan. Penyerahan produk dilakukan kepada pelanggan secara langsung.
- Pengiriman tagihan secara berkala kepada pelanggan hingga ia bisa melunasinya hingga tenggat waktu yang telah ditentukan.
Tips Mengontrol Alur Penjualan Kredit
Jika Anda memutuskan untuk menggunakan alur penjualan kredit, maka ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan untuk meminimalisir resiko bagi bisnis Anda.
1. Perhatikan invoice
Anda dapat mengecek informasi dalam invoice yang Anda kirimkan apakah sudah terdapat persyaratan kredit, metode pembayaran yang diterima, tanggal jatuh tempo, dan lainnya. Pastikan juga template yang Anda gunakan tidak berantakan dan dapat menjelaskan dengan baik penagihan yang Anda ajukan. Jika terdapat kekeliruan maka Anda harus memperbaiki lagi template yang Anda gunakan untuk pengajuan invoice.
2. Periksa buku besar penjualan
Tinjaulah buku besar penjualan Anda secara berkala untuk menandai pelanggan mana yang mendekati atau melewatkan tenggat waktu pembayaran. Hal ini merupakan pekerjaan sederhana yang bisa Anda lakukan setiap hari atau dilakukan oleh software yang dapat melakukannya secara otomatis.
3. Hubungi pelanggan
Penting untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan yang menggunakan alur penjualan kredit. Percakapan singkat melalui telepon, email, atau sosial media dapat membangun hubungan positif sekaligus sebagai kesempatan untuk mengingatkan pembayaran yang akan jatuh tempo.
4. Terus awasi pelanggan
Anda mungkin akan lebih waspada dengan kredit pelanggan baru. Namun, Anda juga harus selalu mengecek kredit pelanggan lama. Hal itu karena keadaan dapat berubah dengan cepat dan pemeriksaan kredit awal mungkin tidak lagi akurat. Memantau skor kredit pelanggan secara online dapat membantu mengidentifikasi pelanggan mana yang harus diperhatikan.
5. Fokus pada utang yang lebih besar
Jika Anda banyak memiliki piutang lama yang menghabiskan banyak waktu untuk mengontrolnya, sebaiknya fokus pada invoice terbesar terlebih dahulu. Hal itu karena mengoleksi pembayaran tertunda yang lebih besar dapat membantu meningkatkan arus kas bisnis Anda sambil menunggu pembayaran dari pelanggan lain.
6. Bersikap tegas
Beri tahu pelanggan tentang konsekuensi yang akan datang jika mereka terus mengabaikan komunikasi dari Anda. Berilah surat peringatan yang menjelaskan kepada pelanggan mengenai niat Anda untuk memulai proses hukum jika tidak membayar sesuai kesepakatan tenggat waktu. Namun, jadikan ini pilihan terakhir yang Anda lakukan karena berpotensi merusak hubungan dengan pelanggan Anda.