Sebagai pebisnis, ada banyak cara yang dapat Anda coba lakukan untuk memajukan bisnis, salah satunya yaitu dengan rebranding. Rebranding adalah proses mengubah citra perusahaan atau produk agar lebih menarik konsumen. Alasan untuk melakukan rebranding dapat berkisar dari perubahan strategi bisnis hingga keinginan untuk menciptakan citra yang lebih positif dan relevan. Tanda-tanda bisnis Anda perlu melakukan rebranding antara lain yaitu kehilangan relevansi brand, respons negatif dari pelanggan, penurunan laba bisnis, atau ingin menjangkau segmen pasar yang berbeda.
Strategi Rebranding Bisnis
1. Identifikasi strategi rebranding
Sebelum mulai rebranding, Anda perlu dipertimbangkan apakah bisnis Anda perlu mengalami rebranding parsial atau total. Perbedaan antara kedua pendekatan ini adalah sangat signifikan. Jika yang dibutuhkan adalah pembaruan pada elemen-elemen spesifik tanpa perlu mengubah identitas perusahaan secara signifikan seperti nama atau logo, maka rebranding parsial adalah pilihan yang sesuai. Sebaliknya, rebranding total mengimplikasikan perubahan yang melibatkan seluruh identitas perusahaan serta nilai-nilai fundamental bisnis.
2. Riset kompetitor
Salah satu tujuan rebranding adalah agar lebih unggul dibandingkan kompetitor. Dalam proses riset kompetitor, Anda perlu menganalisis kelebihan dan kelemahan produk atau layanan yang ditawarkan oleh pesaing. Rebranding ini dapat memberikan kesempatan bagi Anda untuk mengatasi kelemahan pesaing dan menawarkan nilai tambah merek Anda kepada pelanggan.
3. Tentukan ulang target pasar
Setiap bisnis yang berjalan pastinya memiliki target pasar yang berbeda. Dalam menjalankan strategi rebranding, Anda perlu mendefinisikan ulang siapa target pasar bisnis Anda. Anda dapat melakukan riset mendalam untuk memahami calon konsumen dan mengetahui apa yang benar-benar mereka inginkan. Beberapa hal yang perlu Anda ketahui yaitu karakteristik, kebiasaan, dan preferensi dari segmen pasar yang akan dituju.
4. Pikirkan kembali visi, misi, dan nilai perusahaan
Anda perlu memikirkan kembali visi, misi, dan nilai perusahaan apalagi jika itu merupakan rebranding total. Anda dapat mengevaluasi ketiga hal tersebut berdasarkan hasil riset pasar atau menyesuaikannya dengan minat pelanggan dan tuntutan zaman. Pastikan visi, misi, dan nilai perusahaan Anda hadir untuk menjawab tantangan dan kebutuhan saat ini. Dengan menciptakan visi, misi, dan nilai baru, brand akan memiliki identitas dan presepsi yang semakin kuat.
5. Menggunakan nama baru
Salah satu alasan utama untuk mengganti nama adalah untuk menjadikan pesan bisnis menjadi lebih jelas dan relevan bagi konsumen. Mengubah nama bisnis memang berat sebab Anda perlu melakukan pengenalan ulang. Namun, jika dilakukan dengan benar maka nama baru tersebut juga akan diterima cepat oleh konsumen dan membuat bisnis Anda semakin menonjol dibandingkan dengan kompetitor. Proses pemilihan nama brand tidaklah mudah. Diperlukan riset yang cermat, waktu, dan energi. Pastikan nama tersebut mudah diucapkan dan dieja, sesuai dengan lingkup bisnis, dan yang terpenting unik.
6. Mendesain ulang logo
Logo adalah elemen visual yang seringkali paling diingat, sehingga perubahannya dapat berdampak besar pada cara sebuah merek dilihat oleh konsumen. Dengan logo dan elemen-elemen visual yang baru, sebuah bisnis dapat mencerminkan nilai-nilai, tujuan, dan identitas baru yang relevan dengan perusahaan. Dengan kata lain, logo yang dirancang ulang dapat menjadi alat penting dalam menjalin hubungan merek dengan konsumen, menyampaikan perubahan yang terjadi dalam bisnis, dan memastikan bahwa bisnis tetap segar dan relevan di mata publik.
7. Launching ulang
Jika Anda ingin memastikan bahwa rebranding merek Anda berhasil, maka proses launching ulang juga harus berjalan lancar. Anda perlu menentukan waktu yang tepat untuk peluncuran merek baru, Selain itu Anda juga dapat mempertimbangkan untuk memulai dengan pre-launching, yang dapat digunakan untuk menarik perhatian yang lebih besar seperti dengan membuat pengumuman “coming soon”.