Dalam dunia belanja, diskon menjadi salah satu cara ampuh untuk menarik perhatian konsumen. Anda pasti sering melihat berbagai tawaran diskon saat akan berbelanja produk atau layanan. Diskon adalah potongan harga atau pengurangan harga dari harga awal suatu produk atau layanan. Diskon biasanya diberikan sebagai insentif kepada konsumen untuk membeli atau sebagai upaya untuk menjual produk atau layanan dengan harga yang lebih murah. Artikel ini akan menjelaskan mengenai jenis-jenis diskon dan cara menghitungnya.
Jenis-Jenis Diskon
Berikut ini merupakan jenis-jenis diskon yang sering digunakan oleh penjual untuk menarik pembeli agar membeli barang atau layanan yang mereka jual:
1. Diskon persentase
Diskon persentase adalah diskon yang diberikan dalam bentuk persentase dari harga asli produk atau jasa. Misalnya, diskon 10%, 20%, atau bahkan 50%. Diskon persentase biasanya diberikan untuk menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan.
2. Diskon potongan harga
Diskon potongan harga adalah diskon yang diberikan dalam bentuk potongan harga tertentu dari harga asli produk atau jasa. Misalnya, potongan harga Rp. 10.000,- atau Rp. 20.000,-. Diskon potongan harga biasanya diberikan untuk memikat konsumen agar membeli produk yang ditawarkan.
3. Diskon harga
Diskon harga dilakukan bila seorang pelanggan memenuhi syarat untuk mendapatkan diskon langsung pada pesanan, jika jumlah unit yang dipesan melebihi jumlah ambang batas. Diskon diterapkan ketika pesanan ditempatkan. Diskon tidak boleh diterapkan pada titik pengiriman, karena penjual dapat mengirimkan dalam jumlah yang dikurangi, yang bukan merupakan kesalahan pembeli. Ini adalah variasi pada diskon volume.
4. Diskon cashback
Diskon cashback adalah diskon yang diberikan dalam bentuk uang kembali setelah konsumen melakukan pembelian. Misalnya, jika konsumen membeli produk senilai Rp. 1.000.000,- dan mendapatkan diskon cashback 10%, maka konsumen akan menerima uang kembali senilai Rp. 100.000,- setelah transaksi selesai.
5. Diskon beli satu gratis satu
Diskon beli satu gratis satu (buy 1 get 1 free) membuat pembeli menerima dua barang yang sama atau memungkinkan mendapatkan item gratis yang berbeda dari barang yang dibeli. Biasanya diskon ini untuk mengosongkan persediaan atau ketika margin kotor suatu produk cukup tinggi untuk menghasilkan laba yang memadai bagi penjual.
6. Diskon musiman
Diskon musiman adalah diskon yang diberikan pada waktu-waktu tertentu dalam setahun, misalnya saat liburan atau hari raya. Diskon musiman biasanya diberikan untuk menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan.
7. Diskon khusus
Diskon khusus adalah diskon yang diberikan kepada kelompok atau individu tertentu, misalnya diskon untuk pelajar atau mahasiswa. Diskon khusus biasanya diberikan sebagai bentuk apresiasi atau sebagai cara untuk meningkatkan loyalitas konsumen.
8. Diskon awal pembayaran
Diskon awal pembayaran maksudnya pelanggan mendapatkan diskon jika melakukan pembayaran pada beberapa hari tertentu. Diskon ini cenderung memiliki tingkat bunga efektif yang tinggi. Juga merupakan kesepakatan yang baik bagi pelanggan jika memiliki cukup uang di awal untuk mengambil keuntungan dari penawaran.
9. Diskon bebas ongkir
Diskon bebas biaya pengiriman lebih dikenal dengan sebutan bebas ongkir. Penjual tidak akan membebankan ongkos pengiriman barang yang dibeli pembeli. Mekanisme diskon ini bervariasi, bisa menggunakan kode khusus atau bila konsumen membeli dalam periode waktu tertentu.
10. Diskon kontrak
Diskon kontrak adalah perjanjian pemberian diskon antara penjual dan pembeli ketika pembeli melakukan pembelian produk tertentu. Misalnya, kontrak menyatakan bahwa semua pembelian yang dilakukan menerima otomatis 8 persen. Berdasarkan pengaturan ini, diskon diambil dari harga jual pada titik penjualan (point of sale), tanpa penundaan.
Cara Menghitung Harga Setelah Diskon dan Contohnya
Berikut ini metode perhitungan diskon yang umum digunakan oleh para penjual dalam memasarkan produknya:
1. Metode tunggal
Metode ini merupakan cara paling sederhana untuk menghitung diskon. Berikut rumus untuk menghitungnya:
Diskon = Harga Awal x Persentase Diskon
Misalnya, harga awal sebuah sepatu adalah Rp 100.000 dengan diskon 20%, maka harga setelah diskon adalah:
Diskon = Rp 100.000 x 20% = Rp 20.000
Harga setelah diskon = Rp 100.000 – Rp 20.000 = Rp 80.000
Untuk mempermudah menghitung harga setelah diskon dengan metode ini, Anda dapat menggunakan kalkulator online diskon berikut ini.
2. Metode ganda
Metode ini digunakan ketika ada diskon yang berlaku secara bertahap atau berjenjang. Berikut rumus untuk menghitungnya:
Diskon = (Harga Awal x Persentase Diskon Pertama) + [(Harga Awal – Harga Setelah Diskon Pertama) x Persentase Diskon Kedua)]
Misalnya, sebuah toko memberikan diskon 10% untuk pembelian Rp 300.000 dan 20% untuk pembelian Rp 500.000. Maka saat seseorang membeli produk senilai Rp 700.000 dengan diskon yang berlaku tersebut, maka harga setelah diskon adalah:
Diskon = (Rp 300.000 x 10%) + [(Rp 500.000 – Rp 270.000) x 20%] = Rp 30.000 + Rp 46.000 = Rp 76.000
Harga setelah diskon = Rp700.000 – Rp 76.000 = Rp 624.000
3. Metode ketiga
Metode ketiga sering digunakan dalam pembelian dalam jumlah besar. Diskon dihitung secara bertahap dan bergantung pada jumlah barang yang dibeli. Berikut rumus untuk menghitungnya:
Diskon = Harga Awal x Persentase Diskon Pertama + (Harga Awal x Persentase Diskon Kedua x Jumlah Barang yang Dibeli) + (Harga Awal x Persentase Diskon Ketiga x Jumlah Barang yang Dibeli)
Misalnya, seseorang membeli 10 buah kaos dengan harga awal Rp 100.000 per buah, dengan diskon 10% untuk pembelian minimal 5 buah, 15% untuk pembelian minimal 8 buah, dan 20% untuk pembelian minimal 10 buah, maka harga setelah diskon adalah:
Diskon = Rp 100.000 x 10% + (Rp 100.000 x 15% x 8) + (Rp 100.000 x 20% x 10) = Rp 10.000 + Rp 120.000 + Rp 200.000 = Rp 330.000
Harga setelah diskon = (Rp 100.000 x 10 buah) – Rp 330.000 = Rp 670.000