Sebagai pebisnis, Anda tentunya ingin memberikan produk kualitas terbaik agar konsumen merasa puas. Oleh karena itu, dibutuhkan perhatian dan pengawasan ekstra terhadap serangkaian proses produksi. Dalam hal inilah fungsi quality control diperlukan. Quality control atau QC adalah suatu proses dimana bisnis atau perusahaan berusaha untuk memastikan bahwa kualitas produk atau layanan dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Proses QC mengharuskan perusahaan untuk mendorong pegawai agar berusaha menghasilkan produk atau memberikan pelayanan dengan mutu terbaik.
Fungsi quality control akan menentukan hasil akhir dari mutu suatu produk. Proses QC ini melibatkan pengujian dari beberapa sampel produk secara berkala. Tidak hanya untuk industri besar dan manufaktur, namun fungsi quality control juga dapat dijalankan untuk industri kecil atau rumahan. Jika Anda memiliki usaha makanan ringan, maka Anda bisa menjalankan proses QC dengan memilih bahan yang berkualitas, menentukan cara pembuatan yang baik dan higienis, serta melakukan penyortiran produk sebelum dijual kepada konsumen.
Manfaat Quality Control
Manfaat dari QC yang paling utama yaitu memastikan kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan standar mutu dan dapat memuaskan konsumen. Selain itu, proses QC juga memiliki beberapa fungsi lainnya, antara lain yaitu.
1. Pengujian
Dalam menjalankan fungsinya, staff QC akan menguji proses produksi mulai dari awal, tengah, hingga akhir untuk memastikan kualitas produksi tetap sama di setiap tahapan. Jika staff QC menemukan masalah, maka masalah tersebut harus segera diselesaikan bersama dengan tim produksi. Selain diterapkan pada produk barang, proses pengujian ini juga bisa dilakukan bagi pelayanan jasa. Staff QC dapat menguji mutu pelayanan mulai dari awal hingga pemberian solusi.
2. Pengawasan
Fungsi pengawasan dilakukan dengan melakukan pengujian berulang terhadap produk secara rutin. Selanjutnya hasil pengujian tersebut akan dicatat untuk dianalisis. Nantinya, hasil analisis tersebut akan menunjukkan apakah mutu produksi mengalami peningkatan, stagnan, atau justru mengalami penurunan. Apabila tren mutu produksi di satu tahap mengalami kenaikan atau bertahan, maka barulah pengawasan akan dilanjutkan ke tahapan produksi selanjutnya. Namun jika mengalami penurunan maka perlu dicari tahu penyebabnya untuk segera diperbaiki.
3. Audit
Dalam sebuah perusahaan, bagian QC biasanya dibedakan berdasarkan level pengalamannya. Ada manajer QC yang bekerja dalam skala lebih besar dan ada juga staff QC yang berfokus mengawasi bagian tertentu saja. Dalam pelaksanaannya, manajer QC memiliki fungsi dalam mengaudit pekerjaan staff QC di bawahnya. Proses audit bisa dilakukan dengan meninjau hasil laporan staff QC dan menentukan apakah cara pengujian atau pengawasan yang dilakukan sudah benar atau tidak.
4. Pelaporan
Fungsi quality control yang terakhir adalah membuat laporan untuk pihak manajemen atau eksekutif perusahaan. Apabila terdapat banyak masalah pada mutu suatu produk berarti ada masalah dalam produksi yang harus segera dicari solusinya. Tentunya akan lebih baik jika masalah tersebut ditemukan dan diatasi sejak awal agar konsumen tidak merasa kecewa dengan mutu produk Anda. Selain itu, laporan juga digunakan untuk menentukan strategi selanjutnya dalam memperbaiki mutu produksi.
Proses Quality Control
Setelah memahami fungsi penting proses quality control bagi bisnis, Anda juga perlu mempelajari cara kerja proses QC sebelum mulai untuk menerapkannya. Berikut ini langkah-langkah proses QC:
1. Tetapkan standar mutu
Langkah pertama yang bisa Anda lakukan adalah menetapkan standar mutu. Karena proses QC dilakukan dengan meninjau kualitas produk, maka tentunya Anda harus terlebih dahulu menetapkan standar mutu yang diinginkan oleh perusahaan. Beberapa bidang industri bahkan ada yang mengharuskan para produsen untuk memenuhi standar mutu nasional hingga internasional. Misalnya, perusahaan yang bergerak di industri kesehatan tentunya harus memenuhi standar mutu yang lebih ketat dan harus lebih ekstra diperhatikan karena menyangkut keselamatan manusia.
2. Tetapkan standar mutu utama
Setelah menetapkan standar mutu untuk semua aspek, Anda harus menentukan standar mutu mana yang akan menjadi fokus utama bisnis Anda. Biasanya, standar mutu utama tersebut memiliki efek yang cukup signifikan. Misalnya, jika Anda memiliki sebuah usaha dibidang kuliner, maka standar mutu utama yang bisa Anda fokuskan adalah menjaga kebersihan dalam pengolahan makanan. Sebab, mutu makanan akan berdampak langsung bagi kepuasan pelanggan.
3. Susun langkah kerja
Tahap berikutnya adalah menyusun langkah kerja proses quality control. Dalam tahap ini, Anda perlu menyusun alur kerja dari setiap kegiatan dalam bisnis yang Anda jalankan. Misalnya, jika Anda memiliki usaha bakery, maka Anda bisa mulai menyusun alur kerja proses pembuatan setiap jenis roti yang Anda jual langkah demi langkah. Dengan menyusun alur kerja yang jelas, maka Anda dapat menentukan bagian mana yang akan menjadi tolak ukur dalam pengujian QC.
4. Lihat hasil QC dan berikan tanggapan
Selanjutnya, setelah proses QC dijalankan, maka Anda perlu memeriksa hasilnya dengan baik dan teliti. Anda perlu menganalisa apakah hasil QC menunjukan mutu produk yang sesuai atau tidak. Jika menunjukan mutu yang baik, maka Anda bisa memberikan tanggapan berupa apresiasi kepada pegawai Anda. Bila hasilnya kurang baik, maka Anda bisa memberikan arahan atau pelatihan lebih kepada pegawai.
5. Perbaikan dan evaluasi
Langkah terakhir dari proses QC adalah melakukan perbaikan dan evaluasi. Setiap hasil laporan QC, perlu Anda simpan dengan baik sebagai bahan evaluasi di kemudian hari. Jika hasil yang diperoleh masih dirasa kurang, maka Anda dapat meningkatkan proses QC dengan memperbaiki alur kerja maupun standar mutu produk yang sudah ditetapkan sebelumnya.