Perilaku konsumen atau consumer behavior umumnya mengalami perubahan drastis di bulan Ramadan. Berbagai brand bisnis dan juga marketer tentu akan mempersiapkan diri semaksimal mungkin guna memenuhi kebutuhan dari customer dan meningkatkan bisnis Anda saat Ramadan. Sebelum membuat strategi pemasaran bisnis selama Ramadan, Anda harus memahami terlebih dahulu perilaku konsumen atau customer behaviour Anda selama Ramadan. Berikut ini penjelasan lebih lengkap mengenai perilaku konsumen saat Ramadan.
Perilaku Konsumen saat Bulan Ramadan
1. Lebih sering membuka handphone
Rajin membuka smartphone merupakan salah satu perilaku konsumen paling umum di bulan Ramadan. Hal itu karena adanya waktu istirahat yang lebih banyak yang mana biasanya digunakan untuk makan siang. Tak hanya itu, banyaknya hari libur serta jam kerja yang lebih fleksibel di bulan Ramadan juga menjadi penyebab user behavior ini. Melihat fenomena ini, Anda harus pintar dalam membangun strategi konten bulan Ramadan. Misalnya, konten dalam durasi yang lebih panjang untuk menemani waktu luang konsumen seperti podcast, video, atau artikel blog.
2. Mengonsumsi konten yang bervariasi di waktu yang berbeda
Perilaku konsumen di bulan Ramadan berikutnya adalah mengonsumsi variasi konten dalam waktu yang berbeda. Selama Ramadan customer cenderung mengkonsumsi konten yang menyajikan resep kue kering. Lalu, memasuki Lebaran customer cenderung mengonsumsi konten berkaitan dengan kebersamaan dan kekeluargaan. Sementara itu, setelah Lebaran customer lebih sering mengonsumsi konten terkait arus mudik. Anda dapat memanfaatkan momen tersebut untuk meningkatkan trafik website atau sosial media dengan cara membuat konten yang relevan dengan ketiga waktu tersebut.
3. Peningkatan traffic e-commerce di jam-jam tertentu
Selama bulan Ramadan, salah satu perilaku konsumen yang sering ditemukan di Indonesia adalah berbelanja online via smartphone. Ada yang berbelanja pakaian baju, peralatan elektronik, maupun makanan. Pada bulan Ramadan traffic e-commerce mengalami peningkatan pada pukul 3-6 pagi atau saat sahur. Kemudian, traffic memuncak ketika jam makan siang dan menjelang berbuka puasa (ngabuburit).
4. Sering mencari promo
Perilaku yang sering muncul di bulan Ramadan lainnya adalah lebih sering mencari promo. Ketertarikan pada promo ini tak hanya berlaku secara online saja. Konsumen juga ternyata mencari promo offline untuk kebutuhan sehari-hari, seperti minyak, gula dan beras. Mengingat minat konsumen yang tinggi terhadap promo, perusahaan bisa menerapkan hal ini sebagai strategi pemasaran. Misalnya, konsumen bisa mendapatkan bonus atau potongan harga jika membeli dua hampers Lebaran.
5. Menjadi lebih dermawan
Pada dasarnya, bulan Ramadan merupakan kesempatan bagi orang-orang muslim untuk menjadi dermawan dan sering berbagi. Hasilnya, pencarian keyword yang mengandung kata zakat dan sedekah mengalami peningkatan. Bisnis Anda dapat memanfaatkan hal ini dengan memberikan promo menarik. Misalnya jika membeli dua produk 10% hasil penjualan akan diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan.
6. Memperhatikan keluarga
Sarat dengan tema kebersamaan, memperhatikan keluarga menjadi perilaku konsumen terbesar di bulan Ramadan. Terutama bagi mereka yang merantau, kesempatan libur Lebaran akan dimanfaatkan untuk mudik dan bertemu keluarga. Selain itu, terdapat banyak tradisi yang berkaitan erat dengan kekeluargaan, seperti buka bersama, mudik, sungkem, dan halal bihalal. Melihat hal ini, Anda dapat membuat konten yang akan membangun koneksi emosional, umumnya menggunakan topik-topik kebersamaan.
7. Menjadi lebih spiritual
Consumer behavior lainnya di bulan Ramadan adalah menjadi lebih spiritual. Hal ini tentunya dipengaruhi oleh berbagai kewajiban dan acara yang sering muncul di bulan Ramadan. Hal ini dapat Anda manfaatkan membuat konten dengan keyword keagamaan yang sering digunakan pelanggan, seperti “konten Ramadan”, “doa-doa Ramadan”, dan “donasi di Ramadan”, dan lain sebagainya.